Senin, 31 Oktober 2011

Pruritic urticarial papules and plaques in pregnancy

Badan Gatal-gatal saat Hamil?


Seorang ibu sedang mengandung anak pertama memasuki usia tujuh bulan. Namun merasakan gatal-gatal di sekitar area belakang lutut, selangkangan, perut, sedikit di area payudara dan pundak dalam dekat area ketiak yang agak menyebar dan permukaannya agak sedikit menonjol. Dia bertanya Apa sih sebenarnya gatal-gatal ini ? Apakah normal dan aman bagi janin saya?


Jika anda sama mengalami hal tersebut diatas kemungkinan menderita suatu PUPP. Apa itu PUPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy) kadang disebut juga sebagai PEP (Polymorphic Eruption of Pregnancy) adalah suatu dermatosis (kelainan kulit) yang spesifik yang paling sering terjadi pada kehamilan berupa gatal-gatal, dimana timbulnya rasa gatal yang sangat hebat pada daerah sekitar perut atau pusar, bawah payudara, paha, pantat, selangkangan atau area yang rawan stretch marks (rawan peregangan) atau dalam medis dikenal dengan istilah Pruritic atau Pruritus. Sedangkan Urticarial adalah terjadinya pembengkakan kulit setempat dan akut, timbul secara tiba-tiba namun hilang secara perlahan-lahan. Sedangkan Papules dan Plaques adalah seperti ada gambaran (plak) yang menonjol dapat dilihat dari kulit yang rata tiba-tiba ia menonjol dengan diameter kurang dari setengah sentimeter dan berisi zat padat (agak keras) dengan isi jaringan yang mengalami penonjolan. Isi jaringan bukanlah darah atau nanah.
Angka kejadian PUPP ini sekitar 1: 160 kehamilan dan biasanya terjadi pada kehamilan di atas tujuh bulan(trimester III kehamilan), karena perut ibu semakin besar sehingga terjadinya peregangan pada kulit. Walau gatal, namun sebaiknya jangan menggaruknya. Karena jika digaruk akan menimbulkan suatu lecet yang dapat mengakibatkan pengelupasan kulit dan terjadi infeksi sekunder dan ketika sembuh dapat menimbulkan suatu bekas. Penyebab PUPP sendiri tidak diketahui hingga saat ini dan BuMil yang mengalami hal ini jangan khawatir karena tidak membahayakan janin juga si Ibu. PUPP akan hilang secara berangsur-angsur dengan sendirinya akan hilang setelah BuMil selesai melahirkan.
Hingga saat ini penyebab PUPP belum diketahui. Bukan karena faktor makanan, imunologi dan juga hormon tetapi diduga karena adanya peregangan pada striae yang telah mengalami kerusakan jaringan ikat dan mencetuskan respon peradangan pada daerah tersebut. Serta tidak semua BuMil bisa mengalami PUPP ini, hanya diduga 73 persen PUPP terjadi pada wanita yang baru hamil pada pertama kalinya. Namun, Bumil tak perlu terlalu khawatir karena tidak akan berulang pada kehamilan yang kedua dan seterusnya. Jika PUPP terjadi sebaiknya diberikan emolien /pelembab pada area yang terkena. Namun jika tidak menunjukkan perbaikan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk diberikan obat antiinflamasi/kortikosteroid. Pada kondisi kulit tertentu yang peregangannya sedikit lebih parah selain akan menimbulkan merah pada kulit, juga dapat mengakibatkan kulit menghitam.
PUPP tidak berbahaya bagi BuMil dan janin yang dikandungnya. Tidak menimbulkan kematian bayi dan tidak menimbulkan gangguan pertumbuhan berat badan bayi. Jadi, Bumil tak perlu khawatir karena PUPP bersifat jinak.

PUPP Biasanya Terjadi Pada:
• BuMil yang baru hamil pertama kali.
• BuMil dengan bayi yang sangat besar.
• Peningkatan berat badan ibu atau bayi yang berlebihan.
• BuMil yang mempunyai bayi kembar.



Media file 1: Courtesy of Jeffrey P. Callen, MD of Louisville, Kentucky

Beda Tapi Tak Sama
Walau jinak dan tak dapat dihindari sebelumnya, ada juga yang mirip dengan PUPP, seperti Herpes dan Pemfigoid gestasional. Keduanya pada kehamilan juga hampir mirip gejalanya dengan PUPP berupa merah dan bintik-bintik disertai rasa gatal. Untuk membedakan apakah Herpes, Pemfigoid, atau PUPP, Bumil harus memeriksakan diri ke dokter kandungan dengan cara biopsi kulit, atau untuk pemeriksaan virus dapat dilakukan pemeriksaan dalam darah atau dapat juga dilakukan DIF atau Direct Immunofluorescence (teknik yang digunakan pada pencahayaan mikroskop dengan menggunakan mikroskop fluoresensi terutama digunakan pada sample biologi) . Pada PUPP DIF menunjukkan hasil yang negatif/normal.


dr. Arie A. PoLim, SpOG-KFER, D.MAS.
Spesialis Kebidanan & Kandungan
(Konsultan Fertilitas Endokrin Reproduksi)

Praktek :
RSIA Family; RS Royal Taruma; FK/RS Atmajaya