Selasa, 14 Agustus 2012

Jangan takut akan nyeri pasca operasi


Jangan Takut Dengan Nyeri Pasca Operasi

Setiap tindakan operasi / pembedahan pasti akan memberikan rasa nyeri akibatnya sering memberikan rasa ketakutan pada pasien untuk dapat bergerak / mobilisasi. Dokter dan perawat akan memberikan obat pengontrol rasa nyeri yang merupakan bagian dari pengobatan. Obat pengontrol rasa nyeri tersebut akan mempercepat penyembuhan dan mengurangi terjadinya komplikasi.
Terapi yang terbaik pasca operasi yaitu adanya suatu keseimbangan antara keuntungan dan risikonya. Jika obat pengontrol rasa nyeri terlalu kuat akan berakibat efek samping seperti mengantuk, mual dan muntah. Tapi jika terlalu lemah akan merasakan nyeri yang dapat merugikan pasien. Rasa nyeri yang timbul akan membatasi aktivitas pasien diantaranya untuk dapat bernapas dalam, batuk, berjalan, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk dapat mempercepat proses penyembuhan.
Dokter akan segera memberikan obat pengontrol rasa nyeri secara injeksi selama dan segera sesudah operasi dan sampai pasien dapat minum obat penghilang nyeri secara oral.
Macam-macam cara pemberian obat pada operasi besar (mayor), yaitu :
  1. Obat yang diberikan secara intravena
Sebelum pembedahan pasien akan dipasang selang plastik yang dimasukkan kedalam pembuluh darah vena yang fungsinya untuk memasukkan cairan, obat anestesi atau obat penghilang nyeri. Setelah operasi selesai obat penghilang nyeri tetap diberikan melalui infus secara berkala sementara dirawat.
  1. Analgesia epidural
Obat pengontrol nyeri ini disuntikan secara perlahan melalui selang kecil yang dimasukan kedalam ruang epidural dalam kanalis spinalis tetapi diluar cairan spinal. Cara ini dapat digunakan dalam persalinan dan melahirkan, dan kadang-kadang sebelum operasi mayor seperti operasi paru-paru atau perbaikan sendi. Selang epidural ini dapat ditinggalkan ditempatnya dalam beberapa hari untuk mengontrol nyeri pasca operasi.
  1. Anestesi spinal
Anestesi ini dengan memasukan obat secara langsung kedalam cairan spinal. Anestesi spinal ini lebih cepat dan mudah dibandingkan anestesi epidural tapi tidak dapat dalam waktu lama karena tidak memasukan selang seperti anestesi epidural. Biasanya dokter akan menambahkan obat opioid kedalam obat spinal yang berdurasi jangka panjang sehingga dapat mengontrol nyeri dalam waktu 24 jam pasca operasi
  1. Blok syaraf (nervus)
Yang menjadi target adalah area tubuh yang akan dihilangkan nyerinya seperti lengan atau kaki. Hal ini akan mencegah penyampaian pesan nyeri melalui syaraf keotak. Jika diperlukan penghilang rasa nyeri hanya beberapa jam saja maka dokter akan menyuntikan anestesi lokal disekitar syaraf yang mensyarafi daerah yang akan dilakukan operasi. Jika diperlukan dalam jangka waktu lama, maka dokter akan memasang selang kedalam area untuk memberikan infus penghilang nyeri. Biasanya banyak dipakai pada pasien rawat jalan atau juga pada pasien rawat inap, kadang dapat pulang kerumah dengan tetap terpasang selang yang memblok syaraf dengan pompa yang dapat tetap mengalirkan obat penghilang nyeri. 

Obat yang dapat diberikan pada operasi kecil (minor), yaitu :
  1. Anestesi lokalDokter akan memberikan anestesi lokal seperti prokain (Novocain) secara langsung kedalam luka atau tempat pembedahan dengan menggunakan jarum kecil. Jumlah obat yang diberikan dalam waktu pendek dan dapat memblok nyeri pada area tubuh yang kecil
  1. Obat minum/OralDapat diganti dengan obat yang diminum secara oral dirumah sakit dan dilanjutkan selama beberapa hari atau minggu dirumah.
  1. Analgesik opioidOpioid oral bekerja untuk mengatasi nyeri yang hebat, tetapi dengan efek samping seperti mengantuk, mual, dan sulit buang air besar.
  1. NSAID (Nonsteroid antiinflamasi)Obat golongan ini dapat mengurangi pembengkakan, rasa sakit, dan nyeri ringan. Obat ini dapat digunakan setelah pembedahan minor atau kombinasi dengan opioid untuk setelah pembedahan mayor atau selama penyembuhan dirumah.
Pesiapan Pembedahan
  1. Diskusikan dengan dokter anda pengalaman sebelumnya dengan nyeri. Sebelum pembedahan bicarakan dengan dokter tentang pengalaman sebelumnya dengan metode yang berbeda untuk penghilang rasa nyeri.
  2. Diskusikan tentang nyeri kronis . Jika anda mempunyai nyeri yang bersifat kronis dan sudah terbiasa dengan obat pengontrol nyeri yang dapat membuat resisten atau sedikit sensitif terhadap obat pengontrol rasa nyeri tertentu. Diskusikan dengan dokter sebelum pembedahan, untuk dapat diberikan obat dari golongan lain yang lebih kuat.
  1. Buatlah daftar obat-obatanTulis semua obat-obatan yang pernah diminum termasuk suplemen atau herbal yang diminum bulan lalu. Dokter perlu mengetahui segala sesuatu yang dapat bereaksi dengan obat pengontrol nyeri pasca operasi
  1. Jujurlah dengan penggunaan alkohol dan obat-obatan sebelumnyaBeritahukan dokter bahwa anda pecandu alkohol atau obat-obatan untuk dapat meminimalkan risiko dan kekambuhan, bahkan pengguna obat-obatan legal seperi benzodiazepine harus diberitahukan kepada dokter.
  1. TanyakanSeberapa nyeri pasca operasi dan berapa lama. Apa jenis obat pengontrol nyeri yang diberikan sebelum dan sesudah pembedahan. Apa efek sampingnya dan bagaimana meminimalkan efek samping tersebut.
  1. Jujur tentang perasaan nyeri pasca operasiDokter dan perawat harus mengetahui seberapa berat nyeri yang dirasakan, dan aktivitas atau posisi apa yang membuat lebih baik atau lebih buruk.
  1. Jangan mengabaikan efek sampingBeritahukan jika merasa mengantuk, sulit buang air besar, mual atau efek samping lain dari obat. Obat nyeri lainnya dapat mengurangi efek samping yang tidak menyenangkan.
Selamat Mencoba dan Jangan Takut akan Nyeri Pasca Operasi.

Nyeri di daerah kemaluan , apakah suatu vulvodynia


Sensasi Nyeri di Sekitar Vulva dan Vagina ,  Apakah suatu Vulvodynia?


Apa yang dimaksud vulvodynia adalah suatu keadaan ketidaknyamanan didaerah vulva berupa rasa sensasi nyeri terbakar tanpa terlihat adanya kelainan atau gangguan pada persyarafan/neurologi.
Klasifikasi vulvodynia digolongkan berdasarkan lokasi tempat nyerinya dan faktor pencetusnya. Adapun lokasi vulvodynia dapat di vestibulum (vestibulodynia), klitoris (cliterodynia), sebagian vulva (hemivulvodynia), sedangkan faktor pencetusnya bervariasi berupa pengaruh seksual, nonseksual atau keduanya.

Ada beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan :
1.     Apakah rasa nyeri yang timbul cukup bermakna mengganggu kehidupan wanita tersebut
2.     Pasien dengan nyeri sanggama /dyspareunia harus diketahui riwayat seksualnya apakah ada disfungsi psikoseksual dengan memfokuskan pada nyeri  yang dapat mengurangi keinginan birahi/seksualnya
3.     Apakah terdapat gangguan depresi derajat tinggi, anxietas, atau gangguan somatisasi

Diagnosis vulvodynia adalah secara klinis sehingga tidak diperlukan berbagai pemeriksaan seperti pemeriksaan biopsi, patch test, MRI untuk menegakkan diagnosis.
Bagaimana melakukan pengobatan :
1.     Diperlukan kerjasama team yang dapat merujuk pasien ke fisioterapi, pengobatan psikoseksual dan penanganan nyeri
2.     Pemberian kombinasi terapi medikal/obat-obatan, psikologis, fisioterapi, dan diet
3.     Dapat diberikan obat topikal seperti  lidocain gel dapat dipakai pada saat sanggama, tetapi efek potensial bagi pasangannya  harus dinilai
4.     Pemberian kombinasi capsaicin, nifedipin, dan ketoconazole cream dapat dipertimbangkan
5.     Dapat diberikan antidepresan trisiklik dan preparat lain seperti gabapentin, pregabalin. Gabapentin dimulai 300 mg dinaikan setiap 3 hari sampai maximum 3600 mg/ hari tetapi pengobatan optimal masih belum jelas.
6.     Injeksi methylprednisolone dan lidokain intralesi dapat menolong
7. Kadang diperlukan operasi seperti eksisi pembedahan vestibulum dapat dipertimbangkan jika pengobatan lain gagal
8.     Vaporisasi laser tidak direkomendasikan
9.  Dapat dilakukan pemijatan sendiri, biofeedback, akupunktur, penekanan trigger point sebagai terapi alternatif