Rabu, 01 April 2009

Kontrasepsi Hormonal Pada Pria

Dinegara-negara maju dengan makin majunya ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat menyebabkan menurunnya angka kematian ibu dan usia harapan hidup yang makin meningkat, sedangkan dinegara berkembang, tingginya pertumbuhan penduduk ini akan mempengaruhi kemajuan ekonomi dan menimbulkan berbagai masalah sosial dan masalah kesehatan. Didunia diperkirakan terdapat 910.000 kehamilan perhari, dimana 50% merupakan kehamilan tidak direncanakan, sedangkan 25% merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Menurut WHO (1992) terdapat 150.000 kehamilan yang diakhiri dengan tindakan aborsi , dimana 500 diantaranya berakhir dengan kematian ibu.
Oleh karena itu WHO telah membuat suatu program kesehatan reproduksi, para ahli menyadari adanya fakta untuk memiliki keturunan, tetapi juga untuk mengatur dan merencanakan keturunan. Karena itu program Keluarga Berencana masih menjadi ujung tombak dari keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, dimana Kontrasepsi untuk wanita dan pria merupakan komponen yang penting untuk mendapatkan kesehatan reproduksi yang baik.
Karena itu dengan makin banyaknya penelitian-penelitian mengenai alat-alat kontrasepsi, maka makin banyaknya pilihan-pilihan alat-alat kontrasepsi yang bisa digunakan baik oleh laki-laki maupun wanita serta diharapkan risiko dari pemakaian alat-alat kontrasepsi dapat dihindari atau bahkan dikurangi.
Kontrasepsi untuk para wanita telah lama dikenal dan dipakai secara luas seperti yang mengandung hormon (pil, suntik, implant), spiral / IUD sampai dengan kontrasepsi mantap / steril (tubektomi) dan karena masalah jender maka para pria enggan/ tidak mau untuk melakukan KB. Data di dunia mengenai akseptabilitas KB pria kurang lebih hanya 25%, dengan berbagai metode yang tersedia saat ini yaitu : kondom 7%, vasektomi (memotong saluran sperma)7%, pantang berkala / sanggama terputus 13%, sedangkan data di Indonesia akseptabilitasnya sangat rendah yaitu menunjukkan kurang dari 10%. Kontrasepsi dengan cara vasektomi telah dikembangkan dengan berbagai macam modifikasi dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan menghindari konotasi dengan tindakan operasi, misalnya VTP (Vasektomi Tanpa Pisau). Tetapi metode ini tidak popular di masyarakat oleh karena adanya keraguan akan dampaknya terhadap kesehatan pria, serta faktor budaya dan sosial yang sebenarnya tidak beralasan.
Konperensi Internasional mengenai kependudukan dan perkembangan (ICPD) di Kairo Mesir tahun 1994 menyerukan untuk meningkatkan partisipasi dan berbagi tanggung jawab dari pria dalam melaksanakan Keluarga Berencana. Pada umumnya para pria ingin berpartisipasi dalam melaksanakan Keluarga Berencana, tetapi mereka ingin agar kontrasepsi untuk pria tersebut memenuhi persyaratan :
  1. Sama efektifnya dengan kb pada wanita
  2. Dapat diterima oleh pasangan suami isteri
  3. Efektifitas dapat tercapai
  4. Bebas efek samping, tidak mempengaruhi libido dan potensi seksual
  5. Mudah didapat dan terjangkau secara ekonomi
    Karena hal tersebut diatas maka kini dalam tahap penelitian pengembangan penggunaan hormonal sebagai kontrasepsi pria yang difokuskan pada pemberian preparat hormon dengan tujuan menekan hormon yang dihasilkan di bagian otak yaitu hipofisis sehingga dapat menyebabkan pengurangan dan penghambatan produksi sperma dalam buah zakar (testis). Hormon yang dipakai adalah hormon androgen atau kombinasi hormon androgen dan hormon progesteron yang mempunyai masa kerja yang lama (long acting) yang dapat diberikan secara oral, suntikan, ditempel ke kulit dan ditanam dibawah kulit (implant). Menurut WHO penggunaaan hormon androgen sebagai kontrasepsi dapat membuat keadaan tidak ada sperma pada air mani laki-laki (azoospermia) sebanyak 91 % pada etnis Cina dan 60% pada etnis Kaukasian, sedangkan apabila pemakaian gabungan kedua hormon androgen dan hormon progesteron dapat menyebabkan azoospermia 100% pada laki-laki Indonesia. Tapi yang menjadi kendala bahwa masih mahalnya harga yang dapat dijangkau untuk pemakaian kontrasepsi hormonal pada pria terutama untuk dinegara-negara berkembang. Karena itu diharapkan di masa mendatang para pria dapat berpartisipasi dalam mensukseskan program keluarga Berencana sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu khusunya di Indonesia.



Apa Anda Tahu Laki-Laki Juga Mengalami Menopause


Penuaan adalah suatu kondisi biologik yang normal terjadi pada setiap manusia baik laki-laki maupun wanita. Dengan adanya keberhasilan pembangunan nasional pada umumnya termasuk pembangunan bidang kesehatan pada khususnya, telah menyebabkan terjadinya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat yang antara lain terlihat dengan makin meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia. Data tahun 1980 menunjukkan UHH perempuan 54 tahun dan laki-laki 50,9 tahun, tetapi pada tahun 2002 UHH tertinggi diperkirakan 74,17 tahun di propinsi DI Yogyakarta dan terendah di Nusa Tenggara Barat 63, 88 tahun.
Pada laki-laki yang mengalami proses penuaan ini karena pengaruh berbagai macam faktor yang juga sering dialami wanita menopause. Para ilmuwan sejak tahun 1940 menamai kumpulan gejala, tanda, dan keluhan tersebut dengan nama andropause/ADAM (Androgen deficiency in Aging Male) / PADAM ( Partial Androgen Deficiency in Aging Male). Istilah andropause memang masih merupakan sesuatu yang sering diperdebatkan. Istilah ini diambil dari bahasa Yunani, yaitu andro yang berarti laki-laki dan pause yang berarti penghentian atau stop. Sehingga artinya akan menjadi suatu peristiwa yang dialami oleh laki-laki, berupa terhentinya atau berkurangnya fungsi fisiologis akibat berkurangnya atau menurunnya produksi hormon serta faktor-faktor yang dimiliki oleh laki-laki. Pada laki-laki istilah andropause masih merupakan sesuatu hal yang baru dan belum terbiasa didengar, bahkan sebagian orang meragukan adanya keluhan yang timbul berkaitan dengan penurunan fungsi hormon androgen pada laki-laki berusia diatas 55 tahun. Namun beberapa peneliti telah mendapatkan bahwa penurunan fungsi hormon testosteron pada laki-laki berusia diatas 55 tahun akan memberikan gejala sindroma andropause, dimana gejala yang dominan antara lain berkurangnya keinginan seksual (libido), penurunan potensi seksual (terutama kemampuan ereksi), mudah lelah, kurang energi, lesu, gangguan tidur, dsbnya.
Data di negara barat menyebutkan bahwa sindroma ini terjadi pada sekitar 15% pria berumur 40-60 tahun atau bahkan dimulai
sekitar umur tigapuluhan (< 5%). Perubahan kadar hormon androgen yang terjadi pada laki-laki di usia lanjut tersebut sangat bervariasi dari satu individu ke individu lain dan biasanya tidak sampai menimbulkan gejala penekanan yang berat. Pada beberapa laki-laki sehat usia lanjut memang terbukti adanya kegagalan buah zakar (testis) primer yang diperlihatkan dengan adanya penurunan produksi sperma sehari-hari, penurunan kadar hormon testosteron total dan testosteron bebas. Hanya sebagian kecil laki-laki sehat usia lanjut yang memperlihatkan kegagalan buah zakar (testis) dengan jelas, dengan gambaran klinis sindroma andropause yang nyata disertai dengan kadar hormon testosteron total dibawah nilai normal.
Pasien dengan gejala tersebut diatas bila tidak ada kontraindikasi dapat diberikan substitusi hormon testosteron. Tetapi dalam praktek sehari-hari kita lebih sering berhadapan dengan pasien laki-laki usia lanjut yang mempunyai kadar hormon testosteron sedikit menurun dengan gejala klinis yang tidak khas seperti : disfungsi ereksi, penurunan libido, kelemahan otot. Disini kita masih ragu dalam memberikan terapi substitusi hormon pengganti mengingat belum ada bukti yang cukup.
Sejalan dengan proses menua, laki-laki usia lanjut juga memperlihatkan penurunan masa tulang dan otot beserta kekuatannya. Penurunan masa densitas tulang tersebut merupakan predisposisi bagi laki-laki usia lanjut untuk menderita osteoporosis dan patah tulang (fraktur). Selain itu pada proses menua terjadi perubahan distribusi lemak tubuh dari perifer ke sentral serta terjadinya peningkatan prevalensi BPH ( Benign Prostatic Hyperplasia) atau pembesaran kelenjar prostat jinak yang disertai keluhan-keluhan saluran kencing bagian bawah. Data di Indonesia mengenai andropause belum ada tetapi diduga faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya andropause ini lebih banyak (termasuk lingkungan, stres, makanan, temperatur, dll) maka sangat mungkin sindroma andropause ini lebih banyak di Indonesia dibanding negara Barat.
Terdapat sepuluh kriteria yang dibuat oleh bagian Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas St. Louis atau disebut sebagai kriteria ADAM (androgen deficiency in aging men), yang dapat dipergunakan untuk menilai apakah seseorang sudah menderita andropause atau belum, yaitu :
1. Penurunan keinginan seksual (libido)
2. Kekurangan energi atau tenaga
3. Penurunan kekuatan atau ketahanan otot
4. Penurunan tinggi badan
5. Berkurangnya ”kenyamanan dan kesenangan” hidup
6. Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang jelas
7. Berkurangnya kemampuan ereksi
8. Kemunduran kemampuan olahraga
9. Tertidur setelah makan malam
10. Penurunan kemampuan bekerja
Bila menjawab ya untuk pertanyaan 1 dan 7, maka ada kemungkinan menderita andropause /ADAM atau bila menjawab ya untuk empat pertanyaan atau lebih, selain pertanyaan 1 dan 7, juga dinyatakan positif dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan hormonal. Kuesioner ini telah diujicobakan pada 316 laki-laki berusia 40-62 tahun dan dikorelasikan dengan kadar testosteron bioactive serum dan mempunyai sensitivitas 88% dan spesifisitas 60%. Perlu juga diingat bahwa biasanya pada usia lanjut, terdapat penyakit penyerta lain seperti kencing manis (diabetes melitus), hipertensi, obesitas (kegemukan), dislipidemia (peningkatan kadar lemak darah), hiperurisemia (peningkatan kadar asam urat darah), stroke, penyakit jantung koroner, patah tulang (osteoporosis). Semua ini tentu saja membutuhkan penatalaksanaan klinis tersendiri.
Telah banyak dilakukan penelitian terhadap terapi hormonal untuk mengatasi keluhan andropause pada laki-laki. Obat yang diberikan adalah hormon androgen untuk dapat memperbaiki keluhan-keluhan psikologis yang timbul pada laki-laki di usia andropause. Androgen juga dapat memperbaiki kemampuan seksual dari laki-laki tersebut dan sekaligus mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan keropos tulang. Sebelum mendapat terapi androgen tentu saja dibutuhkan suatu penapisan lebih dahulu, apakah betul betul sudah memerlukan tambahan hormon androgen atau belum yaitu dengan terlebih dahulu memeriksa kadar hormon testosteron darah. Karena beberapa orang ketakutan terhadap terapi hormonal androgen pada laki-laki karena adanya kemungkinan timbulnya kanker prostat. Untuk mencegah hal tersebut dapat dilakukan deteksi dini dengan pemeriksaan kadar Prostate Specific Antigen (PSA) dan perabaan melalui dubur (rectal examination) oleh dokter. Selain terapi hormonal androgen juga dibutuhkan pemberian multivitamin, seperti vitamin B,C, dan E dimana bermanfaat sebagai antioksidan, juga vitamin D3 yang dapat berperan terhadap pencegahan osteoporosis. Jangan lupa pemberian kalsium dengan dosis 800-1000 mg per hari dimana untuk pencegahan osteoporosis. Karena itu berkonsultasilah dengan dokter anda untuk mengetahui apakah yang anda alami sudah mengalami sindroma andropause atau belum.


Selasa, 31 Maret 2009

Perlukah Wanita Hamil berolahraga ?


Bulan Juni dan Juli ini adalah bulan olahraga bola, dimana masyarakat dunia disibukkan dengan hebohnya pertandingan bola, termasuk juga di Indonesia. Sehingga banyak yang harus rela tidur sampai subuh supaya tidak ketinggalan tim kesayangannya, baik itu bapak-bapak, ibu-ibu atau mungkin juga yang sedang hamil yang mengidam bola dan anak-anak. Bagaimanakah dengan ibu yang sedang hamil ? Apakah tidak masalah sampai harus ekstra menonton sampai subuh. Tentu saja jawabnya boleh karena kehamilan adalah suatu keadaan yang fisiologis dan normal bukan suatu penyakit, asal harus dilanjutkan dengan istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari. Kehamilan dan persalinan merupakan suatu peristiwa yang alami yang melibatkan organ-organ wanita secara keseluruhan baik fisik dan mental. Perasaan takut dan cemas menghadapi persalinan tidak saja terdapat pada diri seorang wanita yang baru saja hamil, tetapi tidak jarang pada wanita hamil yang sudah pernah melahirkan akan mengalami kedua perasaan tersebut . Kedua unsur ini dapat menimbulkan ketegangan psikis dan fisik, diantaranya pada otot-otot yang berhubungan dengan proses persalinan. Sehingga persalinan tidak berjalan secara wajar. Persalinan akan berjalan secara wajar dan lancar apabila ada ketenangan dan relaksasi yang sempurna, sehingga otot-otot rahim dapat berkontraksi dengan baik dan kuat.
Proses kehamilan sendiri akan membawa banyak perubahan pada seorang wanita baik dari segi anatomis dinding panggul maupun fisiologi sistim jantung, pernapasan, metabolisme tubuh dll. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dibutuhkan suatu persiapan diantaranya dengan melakukan latihan fisik /olahraga yang teratur yang sesuai dengan kondisi ibu hamil dan istirahat yang cukup. Latihan fisik yang teratur dapat memperbaiki kesegaran jasmani dan mencegah penyakit.Terdapat keuntungan yang positif terhadap wanita yang melakukan olahraga baik dalam keadaan hamil ataupun tidak yaitu peningkatan fungsi jantung, paru, penurunan berat badan dan menstabilkan tekanan darah.
Bagaimana olahraga yang cukup ?
Umumnya pada wanita hamil tidak diperlukan pembatasan olahraga, asal jangan sampai terjadi kelelahan yang berlebihan atau membawa risiko bagi ibu dan janinnya. Dalam melakukan olah raga sebaiknya kita berlatih sampai denyut nadi antara 70%-85% dari denyut nadi maksimal (idealnya 72%-87%). Bilangan 70%-85% denyut nadi maksimal itu disebut target zone atau zona latihan. Kalau intensitas berlatih di bawah 70% dari denyut nadi maksimal akan kurang manfaatnya tetapi bila melampaui 85% denyut nadi maksimal akan berbahaya. Agar ada pengaruh baik bagi jantung dan peredaran darah sebaiknya berlatih dalam target zone paling sedikit 20-45 menit. Makin lama berada dalam target zone, maka latihan akan semakin baik. Bila kurang dari 20 menit, kurang cukup takaran latihannya.
Menurut Bruser (1968) dkk, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa wanita hamil harus menghindari olahraga yang berat. Yang penting bahwa ibu dapat melakukan olahraga seperi aktivitas yang biasa dilakukan jika sebelum hamil. Pada olah raga yang memerlukan ketangkasan, kekuatan dan keseimbangan terutama dari tangan seperti tenis, squash, sepakbola, basket, ski, berkuda, gymnastik harus dihindari pada wanita hamil terutama trimester I. Beberapa aktivitas yang mengangkat barang/ objek yang berat, perubahan yang tiba-tiba dari posisi tubuh, atau gerakan fisik yang terlalu aktif harus dihindari. Aktivitas sedang yang bersifat merelaksasi dan menyenangkan biasanya dapat dilakukan dengan aman. Olahraga yang aman dilakukan ibu hamil adalah bersepeda statis, ,berenang, berjalan, senam hamil dan senam yoga, sedangkan joging adalah olahraga yang paling diminati oleh ibu hamil.

Senam hamil
Adalah suatu persiapan fisik yang dilakukan oleh wanita hamil untuk mengurangi keluhan-keluhan selama kehamilan dan rasa nyeri persalinan serta mengurangi kelelahan karena ketegangan otot sehingga saat yang penting bagi kelahiran bayi wanita tadi masih mempunyai tenaga untuk mendorong bayinya keluar dan persalinan lebih lancar dan cepat
Persiapan senam hamil terdiri dari :
1. Memberikan pengertian pada wanita hamil mengenai proses kehamilan dan persalinan sehingga mereka menghadapi persalinan secara realistis serta diharapkan rasa takut dan cemas akan hilang
2. Memberikan latihan mengenai teknik relaksasi dan teknik pernafasan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperlancar persalinan
3. Memberikan latihan fisik dan latihan mengejan sehingga fisik wanita hamil menjadi lebih kuat dan dapat mengejan lebih baik pada kala 2
Kapan senam hamil dapat dimulai? Ada beberapa ahli menganjurkan sesudah 6 bulan kehamilan, tetapi yang paling tepat adalah 7 bulan, karena pada saat ini seorang wanita hamil mulai merasakan kekhawatiran mengenai cara-cara melahirkan sehingga keingintahuan mereka sudah timbul dengan sendirinya. Senam hamil dapat dilakukan minimal 1 kali/ minggu, di mana pemilihan waktu ini tidak terlalu merepotkan, bisa diterima dan cukup bermanfaat

Keuntungan jangka pendek
Semua studi mengatakan bahwa olahraga yang teratur selama kehamilan akan menurunkan insiden, frekwensi, dan atau komplikasi otot-tulang. Dikatakan bahwa tipe dan jumlah olahraga mempengaruhi keluaran parameter yaitu menurunkan berat badan ibu dan kejadian intervensi selama persalinan (penggunaan obat perangsang, vakum dan seksio sesar )
Olahraga pada akhir kehamilan mempunyai efek yang positif terhadap pematangan mulut rahim (serviks) dan aktivitas kontraksi uterus yang terkoordinasi disertai waktu pemulihan lebih pendek setelah persalinan. Keuntungan ini tidak tampak pada wanita yang baru memulai atau melanjutkan olah raga baik yang bertumpu berat badan (weight-bearing) maupun yang tidak bertumpu berat badan (non-weight bearing) dengan intensitas yang rendah atau pada wanita yang menurunkan olahraga mereka selama pertengahan dan akhir kehamilan. Maka jumlah olahraga dapat mencapai suatu keuntungan bila dilakukan diantara 40 - 60 menit dari olahraga yang bertumpu pada berat badan selama 5 kali/lebih dalam seminggu pada pertengahan dan akhir kehamilan. Keuntungan lain bagi janin dan neonatus dari ibu yang melakukan olahraga adanya toleransi terhadap bermacam-macam stresor sebelum dan selama persalinan, menurunkan penyimpanan lemak pada akhir kehamilan . Ini terjadi karena adanya pengaruh stimulasi dari olahraga terhadap pertumbuhan ari-ari (plasenta), aliran darah dan fungsi plasenta. Sehingga lebih banyak rendahnya insiden dari gawat janin pada kelahiran.
Wanita yang dalam kondisi yang baik yang melakukan aerobik atau lari yang teratur ditemukan terjadinya persalinan aktif yang lebih pendek dan sedikitnya persalinan dengan seksio sesar, sedikitnya pewarnaan mekonium pada cairan ketuban dan sedikitnya gawat janin pada persalinan.

Keuntungan jangka. Panjang
Pada wanita yang melanjutkan olahraga selama kehamilan berhubungan dengan perubahan volume darah, perbaikan pembuluh darah, curah jantung, dan tahanan perifer. Pada wanita yang yang tidak pernah melakukan olahraga perubahan ini hanya berlangsung singkat setelah persalinan, tetapi pada wanita yang melakukan olahraga pada tingkatan yang lebih tinggi, perubahan ini akan tetap ada paling sedikit selama 1 tahun setelah persalinan. Sebanyak 8-10% pada wanita yang mengembangkan kapasitas aerobik dapat menurunkan barotrauma pembuluh darah dan meningkatkan toleransi terhadap stres jantung pembuluh darah secara umum. Sebagai tambahan hasil tes dari ibu dan anak didapatkan penurunan sebanyak 60 % dari insiden depresi dari stres kehidupan dan perubahan ini tetap ada selama 5 tahun setelah kelahiran. Olahraga yang dilakukan oleh wanita hamil akan mengembangkan fungsi persyarafan pada janin, metabolisme dan jantung serta pembuluh darah, sehingga bayi menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan lebih sehat dikemudian hari. Karena itu ibu hamil tidak perlu takut untuk berolahraga dan tentu saja sesuai saran dokter anda. Mari berolahraga supaya anda tetap bugar dalam kehamilan dan bayi menjadi lebih sehat. Selamat berolahraga !!

Peranan DHA Pada Janin Dalam Kehamilan

Lompatan Pertumbuhan Otak
Kata cerdas selalu segera diasosiasikan dengan otak. Otak, salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia, tumbuh sangat cepat selama kehamilan. Otak bayi terbentuk segera setelah pembuahan. Otak bayi lahir telah mencapai pertumbuhan 25% dari otak dewasa, dan mengandung 100 miliar sel otak (neuron), kira-kira sebanyak bintang di Bima Sakti. Di usia setahun, pertumbuhannya mencapai 70% dari otak dewasa, selain itu 70 - 85% neuron yang ada sudah terbentuk secara lengkap. Di usia tiga tahun, otak anak telah sebesar 90% otak dewasa.

Pada periode sejak terjadi konsepsi sampai bayi berusia setahun terjadi pertumbuhan otak yang cepat yang dinamai Periode Lompatan Pertumbuhan Otak atau Periode Pertumbuhan Otak Cepat (Brain Growth Spurt). Pada periode ini neuron sangat peka dan sangat dipengaruhi oleh situasi lingkungan. Maka periode ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kecerdasan anak. Pertumbuhan otak terbagi atas dua stadium. Stadium pertama adalah stadium pembentukan neuron, sedangkan stadium kedua adalah stadium pembesaran dan pematangan neuron. Para pakar membuktikan, segera setelah terjadi pembuahan, mekanisme pembentukan neuron bekerja sangat cepat untuk menghasilkan neuron berjumlah ratusan miliar. Pembentukan ini hanya berlangsung sampai usia kehamilan 5 bulan, setelah itu neuron tak terbentuk lagi. Bila gizi ibu hamil baik, di akhir stadium pertama akan terbentuk neuron muda yang sangat banyak.

Setelah itu, pertumbuhan otak hanya mencakup pembesaran neuron yang sudah terbentuk agar lebih lengkap dan kompleks. Cabang-cabang neuron, dendrit dan axon, akan bertambah jumlah dan panjangnya. Selain itu, terjadi penambahan hubungan antarsel. Di fase ini dengan sangat cepat pula terjadi proses myelinisasi, atau proses pembalutan neuron oleh myelin agar tidak terjadi arus pendek. Gizi bayi yang baik dapat mempercepat pembentukan myelinisasi, apalagi bila disertai rangsangan. Makin banyak rangsangan yang didapat, akan makin banyak pula cabang neuron yang terbentuk. Maka, komunikasi antar sel-sel otak juga akan baik. Rangsangan pada panca indra janin sangat baik untuk menjaga agar otak tetap dapat tumbuh.

Kenyataan membuktikan bahwa seperempat dari bagian padat otak manusia terdiri dari fosfolipid yang kondisinya sangat tergantung dengan kondisi sirkulasi setempat Dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan otak dengan bagian fosfolipidnya terjadi sebagian besar pada masa prenatal dan bulan-bulan pertama kehidupan, menunjukkan bahwa nutrisi lemak pada masa kehamilan dan masa postnatal dini sangat penting pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada terbentuknya “long-chain polyunsaturated fatty acids (PUFAs)” menjadi bagian dari fosfolipids yang terdapat pada bagian korteks otak. Nampaknya sampai saat ini tidak diketemukan adanya hambatan sawar otak ( “blood brain barrier”) pada proses transportasi dari asam lemak ke otak. Docosahexaenoic acids (DHA) dan arachidonic acid (AA), adalah komponen terbesar dari long-chain polyunsaturated fatty acids (LC-PUFA), merupakan bahan yang sangat penting bagi organ susunan saraf pusat. Sebagai suatu bentuk asam lemak yang essensiel LC-PUFA harus ditambahkan pada makanan. Oleh karenanya status PUFA pada janin sangat tergantung pada konsumsi PUFA dari ibunya. Pada kenyataannya selama kehamilan ibu sering tidak mendapat penambahan konsumsi dari PUFA sehingga status LC-PUFA dalam plasmanya turun, yang ternyata sering baru dapat kembali normal setelah 32 minggu pasca kelahiran.

Karena rendahnya status kadar PUFA dalam plasma pada kehamilan, menyebabkan pula rendahnya kadar PUFA pada bayi yang baru lahir, terbukti dengan rendahnya kadar asam lemak pada tali pusat bayi, terutama pada bayi kembar. Hal ini tentunya dapat merugikan proses tumbuh kembang anak terutama pertumbuhan otaknya. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan LC-PUFA pada ibu yang sedang hamil, serta pada bayi yang baru lahir. Bayi prematur kadar LC-PUFA-nya jauh lebih rendah dari bayi aterm, ternyata kadarnya berbanding searah dengan berat badan serta tinggi badan dan lingkaran kepala saat mereka dilahirkan. Dikatakan pemberian LC-PUFA (DHA) semasa kehamilan dapat memperbaiki prognosa bayi prematur. Pada kehamilan bayi aterm pemberian LC-PUFA + ยต- asam linolenik pada ibunya yang sedang hamil, juga berpengaruh positip pada pertumbuhan janin, namun kalau hanya diberikan asam linolenik maka pertumbuhan lingkaran kepalanya berbanding terbalik, hal ini diperkirakan karena dengan hanya pemberian asam linolenik justeru akan menghambat pembentukan DHA yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhan otak.

Kadar LC-PUFA pada air susu ibu cukup tinggi, tetapi tidak demikian halnya dengan susu formula (PASI) yang pada umumnya kadarnya sangat rendah, bahkan sering tidak ada. Dari penelitian ternyata bahwa kadar DHA dan AA pada bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula (PASI). Dengan adanya kenyataan bahwa DHA dan AA merupakan komponen penting dari asam lemak di otak, maka pemberian DHA dan AA pada formula terutama bagi bayi prematur akan sangat bermanfaat dalam pertumbuhan otaknya.

KENAPA DHA?
DHA merupakan salah satu jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang (long-chain polyunsaturated fatty acids, LCPUFA). Dalam industri pangan komponen tersebut biasanya diperoleh dari minyak ikan, fosfolipida kuning telur, dan fermentasi sel tunggal. Di otak, DHA adalah membran yang paling penting berkaitan dengan fungsi sambungan antarsel-sel saraf. Pada bayi, DHA membantu membangun membran sel saraf dan juga berperan penting terhadap fungsi membran pada photoreceptor yang ada di retina. DHA juga diperlukan untuk memelihara fungsi otak tetap normal pada orang dewasa.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bayi yang memperoleh air susu ibu dengan cukup cenderung memiliki kemampuan penglihatan dan kecerdasan yang lebih baik dibandingkan bayi yang hanya diberi makanan formula. Para peneliti mulai menambahkan DHA untuk menguji apakah bayi akan mendapatkan perkembangan retina dan sistem sel saraf dengan baik. Hasilnya ternyata masih jauh dari apa yang diharapkan. Salah satu hasil penelitian terbesar dalam menguji manfaat penambahan DHA yang melibatkan 400 bayi telah diterbitkan dalam Pediatrics edisi Agustus 2001, jurnal yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics. Studi tersebut gagal menemukan hasil yang menguntungkan pada 245 bayi yang diberi makanan formula yang diperkaya dengan DHA. Berdasarkan beberapa pengukuran kemampuan kognitif dan penglihatan, pada peneliti tidak menemukan perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok bayi yang diberi air susu ibu, makanan formula standar, dan makanan formula yang diperkaya dengan DHA. Bagaimana bisa terjadi demikian, jika DHA sangat penting dalam perkembangan membran sel otak dan retina? Mengapa penambahan dari DHA secara signifikan tidak dapat memberikan pengaruh yang lebih baik?

Makanan formula standar saat ini menyediakan prekursor asam lemak alinolenic acid (ALA) dan linoleic acid (LA). Kedua komponen tersebut disebut asam lemak esensial (essential fatty acids, EFA) karena tubuh tidak dapat memproduksi dari prekursor lain. ALA merupakan asam lemak yang termasuk dalam kelompok n-3, sehingga DHA dapat dihasilkan dari komponen tersebut. Sebagian peneliti percaya bahwa bayi tidak mampu mensintesis DHA dalam jumlah cukup dari asam lemak esensial untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan peneliti lain menyebutkan bahwa bayi dapat mensintesis semua DHA yang mereka butuhkan sepanjang suplai ALA dan LA dalam rasio yang tepat. Bukti yang telah ada menunjukkan bahwa formula dengan kandungan asam lemak minimum 1,75 persen sebagai ALA dan ratio LA terhadap ALA adalah 5:1 hingga 15:1 telah mencukupi untuk mendukung perkembangan mata dan otak walaupun tidak mendapatkan DHA secara langsung.
SUPLEMENTASI ASAM LEMAK
Pemberian lemak yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas, serta penyakit jantung bahkan dapat menimbulkan keganasan; dapat meningkatkan kadar kolesterol, dan LDL yang dapat memacu terjadinya atherosclerosis dan penyakit jantung koroner Hal ini sangat tergantung pada jumlah energi yang berasal dari lemak, komposisi dari asam lemaknya, komposisi dari lipoprotein, diet serat yang dikonsumsi, antioksidan, aktifitas, serta derajad kesehatannya. Saturated fatty acids seperti: lauric, myristic, dan asam palmitat dapat meningkatkan kadar kolesterol dan kadar LDL, sedangkan pemberian polyunsturated fatty acids dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL. Monounsaturated oleic acids tidak meningkatkan kadar LDL tetapi dapat meningkatkan lipoprotein HDL. Dikatakan bahwa pada orang yang aktif konsumsi lemak dapat sampai 30% kebutuhan enersi, dengan kadar saturated fatty acid-nya yang tidak melebihi 10% dari kebutuhan enersi. Pada anak yang tidak aktif konsumsi lemak tidak boleh melebihi dari 30% kebutuhan enersi. Lemak sebagai sumber enersi pada bayi dan anak memberikan kontribusi kebutuhan enersi sampai 30-40%, bahkan lemak ASI memberikan 50-60% dari total enersi yang ada di ASI; sedangkan asam lemak esensiel paling sedikit harus memberikan kontribusi enersi 1-2%.

Pemberian asam lemak yang esensiel sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Pemberian asam arachidonik (AA) dan docosahexaenoic acid (DHA) sangat penting guna pertumbuhan otak, ASI sebenarnya merupakan sumber asam lemak esensiel ini yang cukup. Masalahnya terutama timbul bila bayi prematur karena pada umumnya mereka juga mengalami kekurangan pasokan AA dan DHA sejak dalam kandungan. Dengan demikian rekomendasi yang dianjurkan ialah penggalaan pemakaian ASI walaupun juga pada bayi prematur. Kandungan asam lemak pada PASI harus sesuai dengan proporsi kadar asam lemak dalam ASI. n-6 dan n-3 memegang peranan yang sangat penting pada membran sel serta sebagai precursor dari eicosanoid yang sangat kuat sebagai bahan aktif Ternyata disamping jumlah dari asam lemak esensiel yang dikonsumsi jumlahnya harus cukup, juga rasio antara n-6 : n-3 harus optimal sebesar antara 5:1 sampai 10:1. Rasio yang terlalu tinggi justeru akan menekan keberadaan n-3 pada organ-organ vital. Karena mereka dibentu secara kompetitif dengan memakai enzim yang sama. Pada ASI konsentrasi asam Linoleat (AL) 5-15 kali dari konsentrasi asam linolenat (ALN), dengan kandungan enersinya 0,5%. DHA banyak terdapat pada ikan terutama ikan salmon, tuna, dan meckerel, sedangkan daging dan telur mengandung sedikit DHA. ESPGAN (1991), British Nutrition Foundation (1992), dan WHO/FAO (1993) merekomendasikan agar pada formula bayi prematur ditambahkan langsung DHA dan AA.

Pada umumnya suplementasi LC-PUFA pada formula bayi berpedoman pada hal-hal sebagai berikut:
  1. Kebutuhan asam lemak esensiel pada bayi prematur 4-5% dari total kalori. Sampai 12% masih dianggap aman. Nilai ini sesuai dengan 0,6-0,8 g/kg/hari dengan batas tertinggi 1,5 g/kg/hari.
  2. AL harus 0,5-0,7 g/kg/hari, 40-60 mg/kg/hari dalam bentuk AA.
  3. n-3 sebesar 70-150 mg/kg/hari, 35-75 mg/kg/hari dalam bentuk DHA
  4. Jumlah AL tidak boleh melebihi 12% dari total enersi
  5. Rasio n-6:n-3 harus dijaga antara 4:1 – 10:1

    Pemberian DHA pada formula bayi lanjutan ataupun pada makanannya perlu dipertimbangkan masak-masak. karena pada bayi yang aterm ataupun anak besar sudah dapat mensintesa DHA maupun AA dari LC-PUFA sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan pemberian DHA yang berlebihan dapat menekan proses pembentukan AA, serta dapat menekan aktifitas ensim siklooksigenase yang memfasilitasi pembentukan prostaglandin PGH2 dan PGH3 dari AA, sehingga dapat menghambat pembentukan prostaglandin berikut tromboksan dan leukotrin, dapat menyebabkan terhambatnya respons terhadap proses keradangan khususnya pada pelepasan interleukin-1 dan TNF, memanjangnya masa perdarahan, menurunnya renin yang turut dalam pengontrolan fungsi ginjal.

    Dengan demikian nampaknya pada bayi aterm ataupun bayi yang besar yang sudah mampu mensintesa DHA maupun AA sendiri dari AL dan ALN, pemberian DHA tidaklah terlalu perlu, bahkan dapat memberikan efek samping, cukup dengan memberikan AL maupun ALN yang cukup dengan rasio yang optimal.

Senin, 30 Maret 2009

Tips Fitness bagi Kaum Wanita diusia Menopause

Tips fitness bagi kaum wanita yang mengalami menopause

Menopause adalah berhentinya proses menstruasi paling sedikit selama satu tahun dan berakhirnya periode reproduksi bagi wanita. Banyak akibat penyakit yang dapat ditimbulkan akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang berfungsi sebagai pelindung bagi wanita. Untuk itu wanita menopause harus lebih menjaga kesehatan dengan melakukan latihan fisik agar tetap sehat dan bugar. Latihan fisik yang dilakukan tidak mengurangi gejala yang terjadi pada wanita menopause seperti gangguan tidur dan hot flushes tetapi pada beberapa wanita latihan fisik yang teratur selama dan sesudah menopause dapat menyembuhkan stress dan meningkatkan kualitas kehidupan.
Adapun keuntungan melakukan latihan fisik secara teratur pada saat menopause :
  • Mengurangi penambahan berat badan. Wanita terjadi kecenderungan berkurangnya masa otot dan bertambahnya lemak di perut yang terjadi selama dan sesudah menopause. Dengan aktivitas yang ringan dapat mengurangi peningkatan berat badan.
  • Menurunkan risio kanker payudara. Latihan fisik selama dan sesudah menopause akan menurunkan berat badan dan memberikan proteksi terhadap risiko kanker payudara
  • Menguatkan tulang-tulang. Latihan fisik akan memperlambat kehilangan masa tulang sehingga dapat mencegah fraktur dan osteoporosis
  • Mengurangi risiko penyakit lainnya. Selama dan sesudah menopause mempuyai risik terhadap penyakit-penyakit kronis seperti kardiovaskuler dan diabetes tipe 2, dengan latihan fisik akan mengurangi risiko tersebut
  • Membangun mood yang baik. Latihan fisik akan meningkatkan kesehatan psikologi wanita. Latihan fisik yang dianjurkan :
    2 jam 30 menit untuk aerobik intensitas sedang dan 1 jam 15 menit untuk aerobik yang cepat yang dibagi secara teratur dalam seminggu. Latihan fisik dilakukan paling sedikit dua kali seminggu.

Banyak pilihan latihan fisik yang dapat dilakukan :

  1. Latihan aerobik : jalan, jogging, bersepeda, berenang, atau aerobik air. Jika masih pemula lakukan latihan aktivitas ringan selama 10 menit dan berangsur-angsur naik.
  2. Latihan beban. Latihan ini dapat mengurangi peningkatan kadar lemak tubuh. Pilihlah beban atau tahanan yang cukup sesuai otot kita dan diulang dalam 12 kali. Naikan beban secara bertahap maka akan didapat kekuatan otot yang baik.
  3. Peregangan. Dapat meningkatkan pergerakan, flexibilitas dan memperbaiki sirkulasi. Peregangan dapat mengurangi kadar stress. Lakukan peregangan setelah dirasa otot sudah hangat dan siap diregangkan. Olahraga seperti yoga sangatlah baik.
  4. Keseimbangan dan stabilitas. Latihan keseimbangan dapat meningkatkan stabilitas dan mencegah jatuh. Cobalah berlatih seperti berdiri dengan satu kaki, Tai chii sangat baik melatih keseimbangan.

Ingatlah apapun latihan yang dikerjakan jangan dipaksakan dan harus melakukan pemanasan dahulu dan pendinginan setelah latihan fisik

Selamat mencobanya. Yang penting tetap bugar diusia menopause


Sindroma Hughes Pada Kehamilan dan Keguguran


Pada tahun 1980 Dr. Graham Hughes dkk telah menemukan penyakit ”darah kental” yang dinamai Hughes Syndrome atau Antiphospholipid syndrome (APS). Sindroma ini adalah sekumpulan gejala klinis yang disebabkan karena faktor autoimun yang menyebabkan darah menjadi kental dan meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku, kecenderungan ini akibat adanya suatu protein darah yang disebut ”antibodi”, dikenal sebagai antibodi antifosfolipid. Jika ditemukan pada seseorang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya trombosis. Adanya antibodi ini tidak secara absolut menunjukkan bahwa pada seseorang akan terjadi pembekuan darah, tetapi kemungkinan terjadinya pembekuan akan lebih besar dari orang lain.
Dasar utama dari sindroma tersebut adalah kecenderungan darah untuk membeku secara spontan. Memang tubuh memiliki kemampuan alamiah untuk mencegah terjadinya pembekuan tidak wajar. Tetapi pada sindroma Hughes, terdapat protein darah (disebut antibodi) yang mengakibatkan darah lebih ”kental” dan mudah membeku.
Suatu penyakit yang berkenaan dengan darah dan pembuluh darah tentunya dapat mengenai berbagai organ lain dan seluruh tubuh. Akibatnya ialah akan menimbulkan gejala dan tingkat keparahan yang bermacam-macam. Gejala yang timbul pada pasien dengan sindroma Hughes bervariasi, sehingga pasien akan berpindah-pindah dokter sebelum diagnosis dapat ditentukan. Kadang-kadang diagnosis sulit ditentukan bila ditemukan adanya pembekuan darah ringan pada otak yang menyebabkan hilangnya ingatan (Alzheimer), serangan petit mal. Masalah akan terjadi bila pasien mengalami kehamilan yang dapat menyebabkan kegagalan kehamilan karena seringnya mengalami keguguran berulangkali, janin tidak berkembang, janin mati dalam rahim, dan preeklampsia, bahkan wanita tersebut dapat mengalami ketidaksuburan. Hal ini disebabkan karena pembekuan darah menyebabkan pasokan oksigen, zat nutrisi, hormon, dan vitamin, serta mineral ke jaringan plasenta dan janin berkurang sekali atau sampai terhenti. Dari data didapat 25% dari semua wanita yang mengalami abortus spontan atau kematian janin telah mengalami sindroma Hughes.
Sehingga para dokter perlu mewaspadai jika terdapat pasien dengan gejala migrain berulang atau dengan daya ingat menurun, riwayat abortus spontan berulang, riwayat trombosis vena saat menggunakan kontrasepsi oral, timbulnya memar pada kulit akibat jumlah trombosit yang rendah atau strok yang tidak lazim pada usia 40 tahun. Adanya antibodi fosfolipid ini dapat dideteksi melalui dua pemeriksaan darah yaitu antibodi anticardiolipin (ACA) dan pemeriksaan Lupus Antikoagulan (LA). Pemeriksaan ini mempunyai peran yang lebih pnting selain untuk dagnosis dan berperan juga untuk pencegahan.
Apakah sindroma ini dapat diobati ? Sindroma ini cukup sering diobati dan potensial dapat diobati yaitu menggunakan asetil salisilat 75 mg/hari , warfarin, heparin yang banyak dipakai di Indonesia yaitu nandroparin (fraxiparin) dan enoxaparin (lovenox) yang dapat diberikan sendiri oleh pasien satu/dua kali sehari dan pada kehamilan tidak melewati plasenta sehingga tidak berbahaya bagi janin. Obat lain yang dapat digunakan tapi tidak umum dipakai adalah imunoglobulin intravena, imunosupresif (azathioprine dan methtrotrexate), antimalaria (hydroxychloroquine). Pengobatan yang diberikan untuk sindroma ACA ini telah meningkatkan keberhasilan dari 20% menjadi 70%. Pada Kongres Trombosis Hemostasis Asia Pasifik di Seoul tahun 2002 dilaporkan keberhasilan pasien yang mendapat heparin dan aspirin 85% melahirkan anak normal dan sehat, terapi dengan fraksiparin dan aspirin 95% melahirkan anak normal sehat.
Karena sindroma ini mempunyai manifestasi yang luas dan dapat dijumpai diberbagai bidang ilmu kedokteran dari psikiatri sampai neurologi, dari obstetri sampai praktek umum. Karena itu kita sebagai klinisi perlu mewaspadai terhadap sindroma ini dalam praktek kita sehari-hari.